Pembelajaran Membaca Anak Usia Dini
Oleh: Hurin’in Himmatul Husnayain*
Kegiatan
membaca adalah rutinitas seseorang dalam sehari-hari. Apapun profesinya tidak
akan lepas dari kegiatan ini. Kegiatan yang menambah pengetahuan dan banyak
manfaat, diantaranya; meningkatkan kualitas memori, melatih menulis dengan
baik, meningkatkan hubungan sosial yang baik dan masih banyak lagi.
Tanpa
keahlian membaca seseorang tidak dapat menulis. Begitu juga suatu tulisan tidak
akan berguna bagi seseorang apabila ia tidak memiliki keahlian dalam membaca.
Tidak bisa dibayangkan jika seseorang mengalami buta huruf, setiap susunan kata
yang ia lihat terasa tidak berguna, begitu pula dengan tumpukan buku-buku yang ia
lihat. Berbeda halnya dengan seseorang yang bisa membaca, setiap buku, majalah,
koran dan tulisan dimana ia dapat pasti akan dibaca. Karena ia merasa
membutuhkan dan ingin mengetahui tulisan-tulisan atau pengetahuan yang belum
pernah ia dapat.
Seseorang
perlu memiliki keahlian membaca terutama sejak dini, karena sering kita dapati
anak SD belum mampu membaca dengan baik begitu juga banyak dari kalangan orang
tua yang buta huruf. Membaca juga merupakan hal yang pertama kali Allah
perintahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu’alaihi Wasallam, yang
berbunyi:
“Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan{1} Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah{2} Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia{3} Yang
mengajakan (manusia) dengan pena{4} Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya{5}"(Q.S. Al-‘Alaq:1-5)
Memilih
Yang Baik
Memiliki
buah hati yang pintar, cerdas dan aktif adalah dambaan setiap orang tua. Perlu
kita awasi setiap pertumbuhan buah hati kita. Jangan sampai ia tidak mengalami
pertumbuhan yang seharusnya dialami oleh anak-anak semisalnya. Ketika anak
beranjak untuk belajar berbicara, ajarkanlah anak dengan kalimat-kalimat yang
baik. Lalu ajarkan kepada anak untuk membaca, dan ajari pula mereka untuk
membaca hal-hal yang baik dan bermanfaat.
Memiliki
anak yang sudah bisa membaca diusia dini merupakan kebanggaan tersendiri bagi
para orang tua, meskipun kata-kata yang dibaca masih terbilang sederhana.
Terkadang memang membutuhkan waktu lama dan kesabaran dalam mengenalkan
huruf-huruf ataupun kata-kata pada anak.
Menjelang
tahun ajaran baru, terkadang membuat para orang tua bingung untuk mendaftarkan
putra putrinya ke sekolah. Mereka mencari sekolah-sekolah favorit dan
berkualitas. Memilih sekolah terbaik untuk buah
hati mereka.
Begitu
pula sosok orang tua yang pertama kali ingin memasukan anaknya ke PAUD atau TK.
Sebagian orang tua memasukan anaknya ke PAUD atau TK agar anaknya bisa membaca
dengan lancar.
Pelarangan
Mengajarkan Membaca
Sangat
disayangkan dengan adanya keputusan pelarangan mengajarkan membaca pada anak
dalam kurikulum PAUD maupun TK, dengan alasan idealnya anak-anak usia PAUD
hanya dikenalkan huruf dan angka tanpa harus dipaksa membaca dan berhitung,
jadi kegiatan yang berkaitan dalam PAUD kontennya haruslah bermain.
Berdasarkan
Permendiknas, kemampuan tertinggi dari anak lulus PAUD atau TK adalah mampu
membaca dan menulis nama sendiri.
Untuk
mendukung aturan ini, Dirjen Dasmen mengeluarkan Surat Edaran Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar Dan Manengah Nomor 1839/C.C2/TU/2009 Perihal:
Penyenggaraan Pendidikan Siswa Baru Sekolah Dasar.
Ada
3 hal yang ditekankan dalam surat edaran ini:
1.
Pendidikan di TK
tidak diperkenankan mengajarkan calistung secara langsung.
2.
Pendidikan di TK
tidak diperkenankan memberikan pekerjaan rumah (PR) apapun.
3.
Setiap SD wajib
menerima peserta didik tanpa melalui tes masuk.
Selain
pernyataan diatas terdapat juga ungkapan bahwa mengajarkan membaca pada anak
balita atau diusia dini dengan paksaan menjadikan anak terbebani.
Namun
dilapangan berbeda. Beberapa Sekolah
Dasar yang favorit tidak sedikit yang
melakukan seleksi masuk muridnya dengan membaca, sehingga orang tua yang
berkeinginan anaknya masuk ke sekolah favorit harus mengikuti les membaca pada
gurunya.
Visi
Dan Misi Yang Baik Terus Berjalan
Salah satu lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di
Kota Tegal, KB Qurrota A’yun, banyak anak dari PAUD tersebut ketika melanjutkan
ke Sekolah Dasar sudah bisa membaca minimal nama sendiri.
Ketika dikonfirmasi kepada Ketua Pengelola KB
Qurrota A’yun Bapak M . Zenudin, S.Pd, kaitannya dengan pelarangan mengajari
calistung pada anak usia dini beliau menyatakan, “Didalam kurikulum PAUD, salah
satu Kompetensi Dasar dari anak usia dini adalah memperkenalkan huruf vokal dan
konsonan dengan suku kata yang berkaitan dengan nama benda di sekitar kita.
Jadi kita bisa ajarkan calistung dengan metode yang disenangi anak-anak.”
Seperti yang tercantum dalam visi misi lembaga, bahwa lembaga ini mempersiapkan
pendidikan yang lebih tinggi, maka
calistung pun dipersiapkan.
PAUD
yang yang didirikan pada tanggal 15 Juli 2008, awalnya diadakan dirumah setiap
sore hari dengan metode mengajarkan membaca dengan kartu dan bermain untuk
mengenalkan suku kata pada tahap awal, diampu oleh dua orang pengajar, akhirnya
telah berkembang. Kini PAUD tersebut telah memiliki tempat tersendiri dan
diadakan di pagi hari, pengajarnya bertambah bahkan kini muridnya telah
mencapai 49 anak yang terbagi dalam tiga kelas. Selain itu PAUD tersebut telah
mendapat izin operasional dari Dinas Pendidikan Kota Tegal dengan nomor:
421.1/002/2010 dan diperpanjang dengan nomor : 421.1/065/2017. Hingga kini pendiri PAUD tetap mengadakan
program membaca pada anak, dan hasilnya sangat memuaskan. Rata-rata setelah
anak menempuh belajar di PAUD selama tiga tahun, anak dapat membaca dengan baik
dan dapat melanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar.
Kisah
ini menjadi motivasi bagi kita, bahwa tegakkan selalu kebaikan, walaupun
penolak ada di berbagai penjuru. Bukankah mengajarkan membaca itu penting?
Apakah dengan adanya pelarangan mengajarkan membaca pada usia PAUD akan menjadi
penghalang bagi para orang tua untuk memasukkan anaknya ke kurikulum PAUD yang
mengajarkan membaca? Apakah dengan adanya pelarangan ini menjadi penghalang
bagi pendiri-pendiri PAUD atau TK untuk mengajarkan program ini? Selama ini
baik maka tidak perlu khawatir untuk melakukannya. Ajarkan anak untuk membaca
selagi dini.
#tugasmenulisartikelbahasaindonesia