Kaifa haluk
sobat.....
Semoga engkau
dalam keadaan sehat jasmani dan rohani...
Semoga engkau
selalu dalam lindungan Allah dan dalam ketaatan kepada-Nya....., amiiin
Sobat...,
Bagaimana
perjalananmu dalam menuntut ilmu???
So pasti tetap
semangat.....
Saya punya
beberapa kata-kata mengenai penuntut ilmu yang saya ambil di dalam buku,
sekedar berbagi sebagai motivasi dan nasehat. Semoga bermanfaat
sobat............
Al Hafidz Abu
Umar bin Abdil Barr memaparkan dalam kitab beliau, Jami’ Bayan Al Ilmi wa
Fadhlihi, “Diantara syair-syair adab menuntut ilmu yang paling bagus yang
saya ketahui adalah yang didasarkan kepada Al Lu’lui dari Rajaz, dan sebagian
ulama menyandarkannya kepada Al Ma’mun.”:
Ketahuilah,
sesungguhnya ilmu itu didapat dengan belajar, menghafal, mendalami, dan
memahaminya.
Ilmu
adakalanya dilimpahkan kepada orang yang masih belia dan ditahan dari yang
telah dewasa.
Sesungguhnya, seseorang dilihat ketika masa
mudanya, bukan karna kedua kaki dan tangannya.
Lisannya dan
hatinya senantiasa terpatri di dadanya, dan itulah kemuliaan akhlakya
Ilmu itu
hanyalah dengan memahami, berdiskusi, belajar, memikirkan dan beradu argumen
Maka
adakalanya seseorang sanggup menghafal, mengutip nash, dan meriwayatkan
kata-kata
Namun ia tidak
mendapatkan bagian dari apa yang diajarkan oleh seorang yang berilmu lagi
beretika
Adakalanya
seseorang mempunyai semangat dan hasrat yang kuat terhadap ilmu dan hafalannya
dengan hati yang renta
Ia lemah dalam
hafalan dan riwayat hingga tidaklah ia mampu meriwayatkan apa pun jua
Sedangkan yang
lain diberi hafalan tanpa kesulitan yang ada dalam sanadnya
Ia hanya
menyimpannya di hati tanpa menyelaminya, tidaklah ia mencoba untuk mendalaminya
Maka, carilah
ilmu dan pindahkanlah dalam mencarinya, dan ilmu tidak akan bernilai tanpa
adanya tata krama
Adab terbaik
adalah dengan diam yang baik, karena dalam ucapan terdapat sebagian dosa
Jadikanlah
pekerti yang bagus sebagai jalan hidupmu, sebagai alasan engkau layak dipuji
atas apa yang engkau tinggalkan
Apabila ada
sebuah pertanyaan terjadi di tengah orang banyak, dan pertanyaan itu sudah banyak
dan pertanyaan itu sudah banyak diketahui dalam ilmu dan jawabannya
Maka janganlah
engkau tergesa-gesa dalm menjawabnya, hingga engkau lihat yang lainnya berbica
Betapa banyak
orang menjawab dengn tergesa-gesa, tanpa memahami kecerdasan si penannya
Ia pun
diremehkan di kelas pelajaran, dihadapan orang-orang cerdik dan ahliannya
Katakanlah,
jika engkau masih bimbang dengan pertanyaan itu, maka engkau belum pantas untuk
ditanyai mengenainya
Demikianlah
goresan ilmu para ulama, sebagaimana yang dituturkan oleh para hukama
Ketahuilah,
engkau lebih layak dan bagus untuk diam, jika engkau belum punya ilmu yang
terpelihara
Jauhilah rasa
bangga karna sanjungan orang yang menyaksikanmu
Hati-hatilah
menjawab pertanyaan dengan kesalahanmu
Betapa banyak
jawaban akhirnya berbuah penyesalan
Oleh sebab itu
tetaplah dian dan dalam ketenangan
Ilmu yang
membuih itu akan dijauhi, ketika ilmu itu melenceng dari tujuan
Tidaklah
setiap ilmu yang diberikan itu sementara dan tidak juga lama meskipun engkau
berusaha lama menjumlahkannya
Tidaklah yang
tersisa atasmu lebih banyak daripada apa yang engkau pelajari dan berpengaruh
apa yang diajarkan
Maka jadilah
engkau pendengar yang mencoba memahami, meskipun engkau belum sanggup mengerti
pembahasan
Ucapan itu ada
dua: perkataan yang engkau berusaha pikirkan dan perkataan yang engkau dengar
namunn engkau tidak tahu
Setiap
perkataan mestilah memiliki jawaban yang berkumpul padanya kebatilan dan
kebebaran
Setiap
pembahasan pasti memiliki awal dan akhir, maka pahamilah dan daya pikirmu coba
hadirkan
Adakalanya
kebingungan memiliki keutamaan dari jawaban yang dipaparkan oleh pertanyaan
Senantiasalah
membisu dari jawabannya ketika terjadi keraguan dalam kebenaran
Meskipun
jawaban yang ternalar itu merupakan perak putih di tengah-tengah para insan
Namun, diam
adalah sebaik-baik emas, maka fahamilah semoga Allah menuntunmu dalma adab dan
perjuangan.[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar