Tentang Pilang….
Salut dengan masyarakat Pilang…., Masya Allah…
Mereka saling membatu dan tolong menolong antara satu dengan yang
lain.
Mereka bersatu tanpa membedakan kelompok, usia, provesi, derajat
dan sebagainya.
Masjid di Pilang pun banyak, namun yang membuat ku salut sekali
lagi adalah masjid-masjid itu tak pernah sepi dari jama’ah.
Menurut survey ku disalah satu masjid dekat asrama kami, yakni
Masjid Al Iman Pilang.
Dari Waktu Subuh…
Walau kami di dalam asrama, namun terdengar dengan jelas banyaknya
kendaraan dan gesekan sandal yang melaju menuju Masjid Al Iman Pilang.
Hingga…, ba’da subuh pun masjid masih terlihat ramai, ada beberapa
bapak-bapak yang menyempatkan waktunya untuk belajar ilmu agama dan membaca Al
Qur’an hingga terbitnya matahari
Ketika Shalat Dhuhur tiba…
Shalat dhuhur pun masih terlihat ramai, walau jumlah jama’ahnya tak
seramai shalat fardhu lainnya.
Mungkin sebagian mereka ada yang masih bekerja di tempat kerja
mereka…
Ketika Shalat Asar tiba…
Alhamdulillah jumlah jama’ah lebih banyak dari shalat dhuhur…
Ketika Shalat Maghrib tiba…
Masya Allah…., jama’ah shalat semakin banyak…
Ba’da Maghrib pun ada beberapa jama’ah yang menyempatkan untuk
berdiam diri di dalam masjid sembari membaca Al Qur’an dan menunggu adzan Isya
Ketika Shalat Isya tiba…
Hmmm, hingga Shalat Isya tiba jama’ah shalat pun masih terlihat
banyak…., Masya Allah…
Dan ketika Ramadhan tiba…,
Masya Allah jumlahnya semakin banyak…
Ketika Shalat Teraweh pun begitu,
Jumlah jama’ah perempuan yang biasannya hanya 2 atau 3 shaf saja, kini ketika Shalat Teraweh menjadi 6 atau 7 shaf hingga ke teras masjid.
Masya Allah… mereka rajin….
Mereka berbondong-bondong dataang ke Masjid ketika adzan
berkumandang,
Mereka selalu mengerjakan shalat Tahiyatul Masjid sebelum mereka
duduk di masjid…,
Mereka menjaga shalat rawatib…
Dan masih banyak kebaikan lain yang tak mampu ku sebutkan dari
masyarakat Pilang.
Ku bisa mengenal mereka dan sedikit memahami masyarakat Pilang
ketika ku mengikikuti shalat berjama’ah di Masid Al Iman Pilang…,
Selain itu…., aku juga sering berkeliling Pilang mengendarai sepeda
atau sepeda motor sekedar melepas penat, dengan cara bertemu masyarakat Pilang
menyebar salam dan senyuman, Alhamdulillah cukup menghibur dikala hati
terluka…, cukup menghibur dikala kepenatan menghampiri diriku…, terimakasih….,
sapaan hangat, senyuman, dan respon baik masyarakat cukup membuat hati ini
senang.
Selain itu, masyarakat Pilang
ketika ada pengajian atau tabligh akbar lebih antusias ketika si
pembicara menggunakan bahasa jawa (krama alus).
Tapi, terkadang ini cukup membuat sedih mba’-mba’ pondok (sebutan masyarakat Pilang kepada mahasantri MAHIRA), bahasa itu tidak bisa dipahami dengan baik bagi kami, tak hanya orang-orang luar jawa yang tak paham.., sing ong jawa aslie be ora paham…, termasuk aku sich…
Terkadang kami tertawa ria ketika para masyarakat tertawa, terkadang pula kami hanya bengong sambil meringis-meringis menyaksikan antusias masyarakat dan mendengarkan pembicara yang bahasanya tak bisa kami pahami dengan baik.
Ada perkataan dari salah satu masyarakat Pilang ketika ada salah satu mba’-mba’ pondok yang mengadukan keluhannya kepadanya, (yang intinya gini..), “ Buat mba’-mba’ pondok sich ngga penting paham apa ngga’ kan dah sering dapat ilmunya…., yang penting tuch masyarakat paham apa yang dibicarakan si pembicara.”
Hmmm…, terharu dech…..!
Ya Allah…
Berkatilah masyarakt Pilang dan sekitarnya….
Lancarkanlah rizqi mereka dan mudahkanlah urusan mereka…
Berikanlah keistiqomahan keimanan kepada saudara-saudara seiman ku
yang berda di Pilang dan sekitarnya..
Ya Allah…
Kumpulkanlah dan pertemukanlah kami di Jannah-Mu…
.
.
.
Semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungi kalian…,
احبكم
في الله...
Luapan dari hati terdalam kepada masyarakat Pilang (walau ku tak
dapat mengenal satu persatu)
By: Hurin’In Himma (Si pengamat dalam diam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar